Pernahkah anda
merasakan seperti ada yang memanggil nama anda, atau seperti ada yang berdiri
di belakang anda, padahal tidak ada siapa - siapa ? Atau pernahkah anda
mengalami hal yaitu mendengar suatu perintah dengan jelas, tetapi tidak ada
orang yg mengatakannya ? Bisa jadi anda mengalami delusi dan halusinasi. Baik
delusi maupun halusinasi, dapat terjadi ketika otak merasakan atau memproses
suatu hal yang tidak benar - benar terjadi. Pada kesempatan kali ini, kami akan
membahas mengenai perbedaan delusi dan halusinasi serta cara menanganinya.
Delusi adalah jenis
gangguan mental dimana penderitanya tidak dapat membedakan antara kenyataan dan
imajinasi, sehingga ia meyakini dan bersikap sesuai dengan hal yang ia
fikirkan. Sebagian orang mengatakan bahwa delusi merupakan sebuah kemampuan
khusus yang tidak dimiliki oleh semua orang. Orang yang mengalami delusi
positif dapat mengalami rasa percaya diri tinggi sehingga sering mengalami
kesuksesan dalam berkarir, tetapi orang yang mengalami delusi negative justru
sebaliknya, dapat mengalami tekanan mental yang sangat berat sehingga dapat
menyebabkan gangguan kejiwaan atau gila.
Sedangkan halusinasi
merupakan gejala yang ditandai dengan adanya sensasi yang diproses oleh otak
dan dapat mempengaruhi kinerja indera seseorang. Baik delusi maupun halusinasi,
keduanya merupakan kondisi dimana seseorang mengalami hal yang tidak nyata.
Delusi adalah gangguan mental yang menyebabkan seseorang meyakini suatu hal
yang sebenarnya tidak ada, sedangkan halusinasi merupakan gejala saat indera
seseorang mengalami hal yang tidak nyata.
Penyebab delusi :
- Genetik. Gangguan delusi dapat terjadi ketika anda memiliki anggota keluarga yang juga mengalami delusi.
- Biologis. Gangguan delusi dapat terbentuk jika bagian otak untuk proses berpikir dan persepsi mengalami gangguan seperti pertumbuhan tumor otak.
- Lingkungan atau psikologis. Gangguan delusi juga dapat dipicu karena adanya stress berlebih. Seorang yang mengalami kesepian dan kecacatan indera pendengaran juga dapat mengalami delusi.
Penyebab halusinasi :
- Gangguan mental : Berbagai gangguan mental yang menyebabkan seseorang tidak dapat membedakan antara kenyataan dan imajinasi.
- Penyalahgunaan obat : Hal ini merupakan penyebab umum yang dapat menyebabkan halusinasi. Seseorang dapat mendengar atau melihat sesuatu yang tidak nyata jika mereka dalam kendali alkohol atau obat - obatan jenis narkotika.
- Kekurangan waktu tidur. Kekurangan waktu tidur pun dapat menjadi salah satu penyebab seseorang mengalami halusinasi.
- Kondisi kesehatan. Terdapat beberapa kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan seseorang mengalami halusinasi misalnya epilepsy, migraine, Parkinson, dan sebagainya.
Pada umumnya penderita
delusi dapat bekerja seperti orang normal namun ia akan menunjukkan perubahan
perilaku seperti marah, tersinggung, atau sedih jika suatu interaksi sudah
bersinggungan dengan sesuatu yang ia yakini. Hal yang dialami oleh seseorang
yang mengalami delusi dapat bervariasi tergantung jenis delusi yang dialami,
yaitu :
- Erotomatic. Menyebabkan seseorang meyakini bahwa ada seseorang yang mencintai dirinya. Keyakinan tersebut juga disertai perilaku obsesi dan stalking terhadap seseorang yang ada didalam fikiran delusinya.
- Grandiose. Delusi tipe ini erat kaitannya dengan harga diri yang tinggi, seperti meyakini bahwa dirinya adalah orang penting, berbakat, dan memiliki pengaruh.
- Jealous. Tipe delusi yang menimbulkan keyakinan jika pasangan bersikap tidak setia kepadanya.
- Persecutory. Merupakan delusi yang menyebabkan penderitanya mempercayai bahwa ia atau orang disekitarnya mendapat perlakuan tidak adil.
Sedangkan saat
seseorang mengalami halusinasi dia akan menunjukkan perubahan emosi atau
perilaku sesuai dengan sesnsai yang ia alami. Beberapa jenis halusinasi
diantaranya :
- Halusinasi visual. Jenis halusinasi yang menyebabkan orang yang mengalaminya melihat seseorang, benda, atau obyek yang sebenarnya tidak ada disana.
- Halusinasi olfactory. Jenis halusinasi yang mempengaruhi indera penciuman baik dalam bentuk wangi maupun bau yang tidak sedap.
- Halusinasi gustatory. Jenis halusinasi yang mempengaruhi indera pengecap sehingga seseorang merasakan rasa tertentu.
- Halusinasi audiotory. Jenis halusinasi ketika seseorang mendengar suara yang sebenarnya tidak ada seperti langkah kaki, ucapan, atau ketukan berulang.
- Halusinasi tactile. Halusinasi yang terjadi pada indera peraba yang menyebabkan seseorang merasa tangan atau organ tubuh lain yang menyentuh tubuh mereka.
Delusi dan halusinasi
dapat disembuhkan dengan cara terapi kejiwaan kepada seorang psikiater. Terapi obat
juga dapat diberikan kepada penderita delusi dan halusinasi.
Semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk kesehatan keluarga anda. Kini, tak perlu repot lagi antri untuk berobat. Segera Download Aplikasi Rusabook sekarang juga.
Jangan lupa follow akun sosial media kami di: